Senin, 24 September 2012

Majalah Anak Sekolah




Menulis cerpen dulu adalah hobi yang tak pernah kubayangkan sebelumnya. Hobi ini muncul ketika aku duduk di bangku sekolah dasar (SD). Awalnya hobiku adalah membaca majalah anak-anak yang sering dibelikan ibuku sepulang bekerja. Lalu, lama kelamaan aku tertarik untuk membuat cerita sendiri. Dari situlah aku mulai gemar membuat cerita pendek (yang waktu itu bergenre animasi, fantasi dan petualangan sesuai dengan jenis bacaan yang aku baca). Kemudian, disaat SMP aku mulai menyukai hal-hal berbau Jepang terlebih kartun jepang atau Animenya. begitu senangnya aku dengan Anime, akupun menjadi gemar membaca komik jepang (Manga), Animonster (majalah tentang Anime dan manga), serta menonton anime yang ditayangkan di stasiun TV. Karena kegemaran itu, tulisan-tulisan dalam cerpenku banyak menampilkan "Kejepangan" mulai dari nama tokoh-tokohnya, lokasi dalam cerita, semangat orang-orangnya dan lain-lain. Buku yang berisi kumpulan cerpenku ini berjumlah dua buku. Satu buku berukuran sedang (seukuran buku tulis biasa) ditulis saat aku di sekolah dasar dan satu buku berukuran polio aku tulis saat berada di bangku SMP. Membaca cerpen di kedua buku tersebut saat ini membuatku tertawa geli. Seperti bernostalgia ke saat-saat pertama aku menulis. Tulisanku saat SD yang 'Subhanallah' itu membuat aku harus fokus menerka kata yang ditulis! . Bahasa yang kugunakan dulu masih sangat sederhana, tidak mengenal majas, gaya bahasa apalagi EYD. Dari segi cerita, memang begitu imajinatif! (mungkin karena saat itu aku masih kecil atau karena pengaruh bacaan dan tontonan kesukaanku yang memang penuh petualangan. Sepertinya sangat lain dengan sekarang... hmmmmmmhft.....)Buku ini aku tulis sampai kelas 3 SMP. Hasilnya, sudah terkumpul cukup banyak cerita hanya saja aku lupa nominalnya. Ketika SMA, aku mulai merasakan kemandegan dalam menulis cerpen. Aku tidak menemukan teman-teman yang sama-sama mencintai Anime (yang notabene muara inspirsiku), meskipun ada jumlahnya bisa dihitung dengan jari. Kebanyakan teman-temanku menyukai Korea atau tidak mempedulikan hal semacam ini sama sekali. Adapun teman-teman yang dekat denganku di kelas senang membaca novel Indonesia yang saat itu masih asing bagiku. Kesibukan di ekstrakulikulerku, Mading, membuatku semakin jarang menulis lagi. Dari situ, aku benar-benar mengalami vacuum dalam menulis cerpen. Meskipun aku menulis, tapi tulisanku tidak bisa mencapai nominal sebanyak dulu. Aku hanya mampu mnyelesaikan dua cerpen selama SMA. Boleh dibilang, ini masa kegelapan dalam sejarah kepenulisanku (halaaaaah....) Ketika masuk kuliah, barulah aku kembali ditantang untuk menulis. Terlebih saat bergabung dengan Forum Lingkar Pena (FLP) Bandung, aku mendapat atmosfir baru untuk menulis. Kali ini aku mulai menulis dengan sedikit demi sedikit memperhatikan gaya bahasa sampai EYD. Namun, tulisanku saat ini masih belum bisa menyamai kualitas (dalam hal ide, inspirasi dan imajinasi) dan kuantitas seperti saat aku pertama menulis. Aku benar-benar rindu hal-hal itu! Tapi bukan berarti aku harus tenggelam dengan kerinduan pada masa lalu yang sebenarnya telah lewat. Pengalaman membuat kita belajar untuk berkembang dan menjadi lebih baik.... Bukuku yang kini mulai berdebu itu banyak mengingatkanku pada semangat menyampaikan sesuatu meski lewat tulisan. Aku masih ingat, saat aku menulis di buku itu hal yang aku pikirkan adalah pesan yang akan disampaikan. Sekecil apapun itu. Kini aku tahu, hal macam ini adalah ruh dari kepenulisan itu sendiri. Aku berfikir "Dulu aku memiliki itu! Kini aku harus mempunyai yang lebih dari itu" Sungguh, buku ini adalah kumpulan cerpenku yang pertama. yang paling memberi kesan...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar